Muhasabah SMA Muhammadiyah 5 Yogyakarta

Setiap muslim diwasiatkan untuk selalu bertakwa kepada Allah. Karena takwa yang menjadikan manusia dapat memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Allah memerintahkan kaum mukminin untuk bertakwa dalam firman-Nya:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” [‘Ali Imran/3:102].

Takwa merupakan bentuk tuntunan dalam menjalankan setiap perintah Allah dan menjauhi setiap larangan-Nya. Bertakwa kepada Allah sangat dapat membantu seorang hamba untuk bermuhasabah. Apa itu muhasabah? Muhasabah bermakna introspeksi diri, atau melihat pada amalan yang telah dilakukan, lalu mengoreksi kesalahan yang telah dilakukan dan menggantinya dengan amal kebaikan.

Seorang hamba yang bertakwa kemudian bermuhasabah, maka ia akan mengetahui ketaatan ataupun kemaksiatan yang telah ia lakukan. Sehingga apabila ia melakukan ketaatan, hendaklah istiqamah, dan apabila ia telah melakukan kemaksiatan, maka ia wajib untuk berhenti dan meninggalkan kemaksiatan tersebut.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰه ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢبِمَا تَعْمَلُوْنَ

“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” [Al Hasyr/59:18]

Dalam ayat ini, Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di, seorang pakar tafsir abad 14 H menjelaskan dalam tafsirnya Tafsir as-Sa’di, Ayat ini merupakan asas dalam meintrospeksi diri, dan bahwa sepatutnya seorang hamba memeriksa amal yang dikerjakannya, ketika ia melihat ada yang cacat, maka segera disusul dengan mencabutnya, bertobat secara tulus (taubatan nashuha) dan berpaling dari segala sebab yang dapat membawa dirinya kepada cacat tersebut. Demikian juga ketika ia melihat kekurangan pada dirinya dalam menjalankan perintah Allah, maka ia mengerahkan kemampuannya sambil meminta pertolongan kepada Rabbnya untuk dapat menyempurnakan kekurangan itu dan memperbaikinya serta mengukur antara nikmat-nikmat Allah dan ihsan-Nya yang banyak dengan kekurangan pada amalnya, dimana hal itu akan membuatnya semakin malu kepada-Nya. Referensi: https://tafsirweb.com/10816-quran-surat-al-hasyr-ayat-18.html

Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah Islam sejak semula berkhidmat menyebarluaskan ajaran Agama Islam. Begitu juga SMA Muhammadiyah 5 Yogyakarta sebagai lembaga Pendidikan Islam, turut merealisasikan prinsip-prinsip ajaran Islam dalam proses pembelajarannya. Keduanya memiliki harmoni berintegrasi dengan cita-cita masa depan bangsa yang berdaulat yakni mencetak generasi muda penerus bangsa yang unggul dan Islami. Maka dari itu disetiap tahunnya diadakan kegiatan muhasabah bagi siswa/i kelas XII SMA Muhammadiyah 5 Yogyakarta.

Diharapkan dengan adanya kegiatan muhasabah ini mampu menjadi renungan maupun ajang untuk mempersiapkan masa depan siswa/i kelas XII dengan semaksimal mungkin. Sehingga siswa/i kelas XII dapat memperhatikan dan melihat kembali apa yang telah mereka kerjakan selama sekolah. Apakah itu hal positif ataupun hal negatif, apabila hal positif maka dilanjutkan dan apabila itu hal negatif maka di perbaiki dan ditinggalkan.

Maka penting bagi setiap muslim untuk memiliki waktu dalam mengaudit dirinya pribadi. Tidak hanya dilakukan setahun sekali, namun seharusnya ini dilakukan setiap hari. Oleh karena itu, mari kita selalu bertakwa kepada Allah setiap waktu dan di setiap tempat! Mengoreksi  diri di setiap amal yang telah dan akan kita kerjakan, mempersiapkan bekal dengan sebaik-baik bekal, sehingga kita dapat merasakan muraqabah yakni merasakan kesertaan Allah subhanahu wa ta’ala, mujahadah yakni berjuang dalam melawan hawa nafsu dan beramal shalih, serta memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat, Aamiin ya Rabbal ‘Alamin.

Wallahu A’lam bis showab.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *