Peringatan Hari Pahlawan yang jatuh pada 10 November setiap tahunnya selalu menjadi refleksi untuk diri kita, sejauh mana kita memaknai jasa para pahlawan yang gugur di medan perang demi memerdekakan dan mempertahankan kedaulatan Kemerdekaan Indonesia puluhan tahun silam? Para pejuang baik nasional maupun di daerah masing-masing berupaya mengusir koloni-koloni yang melakukan eksploitasi alam bahkan manusia di tanah kita. Para pejuang telah rela meninggalkan anak, istri, keluarga, untuk mengorbankan darah bahkan nyawanya. Banyak dari mereka yang gugur bahkan tidak diketahui nasibnya. Banyak anak anak kehilangan bapaknya, kehilangan ibunya, bahkan kehilangan keluarganya. Hanya untuk satu tujuan Indonesia merdeka dan tetap merdeka sampai kapanpun. Tentu, tanpa para pahlawan yang telah berjuang baik kontak senjata maupun melalui diplomasi, kita tidak mungkin bisa menikmati indahnya menjadi bangsa yang bebas, tanpa dijajah bangsa lain.
Menghargai jasa pahlawan tidak bisa hanya dilakukan dengan ziarah kubur ke makan pahlawan, hormat kepada bendera Merah Putih atau sekadar menghafalkan nama-nama pahlawan dan perannya dalam pembelajaran sejarah Indonesia. Kita harus mampu merawat kemerdekaan itu sebab kemerdekaan yang kita dapatkan tidaklah mutlak. Kita mungkin sudah terlepas dari ancaman penjajahan bangsa lain yang ingin kembali menguasai Indonesia tetapi, kita tidak bisa lepas dari ancaman kemiskinan, kebodohan, gizi buruk, dan masalah lainnya. Maka, semua orang harus jadi pahlawan di masa ini dengan caranya masing-masing.
Peringatan Hari Pahlawan tahun ini memiliki makna yang lebih mendalam dari tahun-tahun sebelumnya karena masih dalam masa pandemi Covid-19. Sudah berbulan-bulan lamanya kita berperang melawan Covid-19. Seiring dengan penambahan kasus positif, banyak sektor di negeri ini mulai melemah bahkan gulung tikar. Salah satunya adalah di bidang pendidikan. Mulanya pemerintah menginstruksikan pembelajaran jarak jauh selama dua minggu. Namun dari dua minggu pertama itu berkepanjangan hingga saat ini.
Dalam situasi seperti ini, banyak juga pahlawan meskipun tidak berperang langsung dengan musuh. Dokter dan tim medis menjadi pahlawan medis. Guru menjadi pahlawan pendidikan. Bahkan Ojek online pun bisa disebut sebagai pahlawan. Di saat kita dianjurkan untuk bekerja ataupun belajar dari rumah, peran ojek online sangat membantu dalam mengirimkan barang dan makanan. Selain mereka masih ada banyak lagi pahlawan di bidang yang lain. Termasuk pelajar, pelajar juga menjadi pahlawan karena memerangi rasa malas dan kebodohan di tengah pembelajaran daring yang lemah pengawasan dan memiliki banyak kendala.
Masa depan Indonesia di tangan siapa kalau bukan pelajar? Pelajar menjadi ujung tombak perjuangan, bukan lagi melawan koloni-koloni dengan mengangkat senjata dan pergi ke medan perang melainkan melawan kebodohan dengan cara tekun belajar. Dalam situasi daring berkepanjangan ini, nyatanya banyak pelajar yang mulai jenuh dan kehilangan semangat belajar. Padahal, pandemi ini bisa dilihat sebagai momen yang bagus untuk Indonesia. Pemerintah sudah mulai mengarahkan pemberlakuan protokol kesehatan, merdeka belajar bahkan memberikan bantuan kuota internet untuk mendorong agar pembelajaran tetap berlangsung selama pandemi ini. Pelajar, khususnya, akan terbiasa menjaga kesehatan dan terbiasa belajar dengan bebas/merdeka. Artinya, belajar tidak dibatasi ruang dan waktu. Di mana pun bisa menjadi sekolah, kapan pun adalah jam pelajaran, dan siapapun bisa menjadi guru.
Pandemi ini akan menjadi berkah untuk Indonesia di bidang teknologi. Bayangkan, berapa banyak orang Indonesia yang gagap teknologi sebelum pandemi? Orang-orang tersebut berusaha belajar dan mengikuti teknologi. Bayangkan berapa banyak orang yang tiba-tiba jadi melek teknologi? Maka dari itu, pelajar tidak seharusnya mengeluh dan menyia-nyiakan momen berharga ini dengan hanya bermalas-malasan di rumah dan tidak mengikuti pembelajaran daring dengan baik. Saat semuanya terbatasi, pelajarlah satu-satunya yang bisa membebaskan diri membantu bangsa ini melawan ketertinggalan. Kamu pelajar? Ayo, jadilah pahlawan!