Kita bergembira dengan kelahiran nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam, yang memerintahkan kita untuk terus bertakwa kepada-Nya. Pada hari yang bersejarah dan berkah ini, mari kita bershalawat kepada Nabi kita, Nabi akhir zaman, yang diutus dengan menunjukkan dan membimbing umat yang sebelumnya dalam keadaan gelap gulita penuh kesesatan akhirnya mendapatkan petunjuk hidayah yaitu jalan yang terang benderang. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ صَلَّى عَلَىَّ وَاحِدَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ عَشْرًا
“Barangsiapa yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali.” (HR. Muslim, no. 408)
Hadits di atas menunjukkan bahwa siapa saja yang bershalawat kepada Nabi sekali, maka Allah akan membalas shalawatnya sebanyak sepuluh kali. Hal tersebut bermakna bahwa Allah akan memberikan rahmat dan akan melipatgandakan kebaikannya karena setiap satu kebaikan dibalas dengan sepuluh kebaikan untuknya.
Saat ini, banyak orang dapat memberi contoh, namun sedikit yang menjadi contoh. Berbeda dengan sifat rosul Muhammad saw. Uswah hasanah (teladan yang baik) ada pada diri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam merupakan sebuah karunia bagi umatnya yang akan menghantarkan menuju kemuliaan dari Allah Azza wa Jalla , dan itu adalah shirathal mustaqim (jalan yang lurus).
Kelahiran Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi kabar gembira dan diutusnya Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi petunjuk dan pencerahan bagi semesta alam. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah insan terbaik yang memiliki budi pekerti paling luhur. Beliau adalah USWAH HASANAH. Dalam pandangan seorang Muslim Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah sebaik-baik teladan (uswah hasanah) dalam semua urusan dan keadaan, sebagaimana firman Allâh Azza wa Jalla :
وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ
Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung (QS. al-Qalam[68]:4)
Dan Allah Azza wa Jalla berfirman :
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allâh (al-Ahzab[33]:21)
USWAH HASANAH yang perlu kita perhatikan dan amalkan sebagai seorang muslim adalah modal utama yang dimiliki Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pada masa perjuangan dakwahnya, yaitu akhlak mulia. Sebagaimana Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam dakwahnya:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memperbaiki akhlak dengan akhlak,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajak bukan mengejek,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam merangkul bukan memukul,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menggunakan argumen, bukan sentimen,
Tujuan dakwahnya adalah kebenaran bukan menang-menangan,
Prinsip dakwah Nabi Muhammad saw adalah basyiruu walaa tunaffiruu yassiru wala tu’assiru, “gembirakan orang jangan ditakut-takuti mudahkan urusan orang jangan dibikin sulit”. Dengan metode demikian, sungguh mulia akhlak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam menyampaikan risalah dan membina umatnya, disetiap urusan dan keadaan beliau selalu memperhatikan akhlak mulia yang seharusnya menjadi contoh dan diamalkan bagi kita semua umat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Mari sepantasnya kita bertanya kepada diri kita, “Sudahkan kita menjadikan diri kita mengikuti dan memiliki akhlak mulia sebagaimana Nabi kita Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam seluruh sisi kehidupan?” Jika ya, maka marilah berharap dan memohon Allah Azza wa Jalla mencurahkan rahmat-Nya dan ganjaran pahala di akherat kelak. Jika belum, maka perlu bagi kita untuk memperbaiki diri kita ke arah yang lebih baik.
Semoga Allah selalu membimbing kita di atas jalan-Nya yang lurus. Aamiin Ya Rabbal ‘Alamin.
Dalam rangka memperingati Maulid Nab Muhammad saw 1442 H
Penulis: Rizky Mahruzar Utama (Pengajar PAI di SMA Muhammadiyah 5 Yogyakarta)