Campur Kode dalam Berbahasa dan Berkomunikasi

Manusia, sejak mereka bangun dari tidur hingga memejamkan mata pada malam hari, selalu berurusan dengan Bahasa dalam berkomunikasi. Hala tersebut berarti bahwa mereka mempergunakan dan bergaul dengan bahasa di kehidupan sehari-harinya untuk berkomunikasi dengan orang lain. Selain itu, bahasa juga digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain yang tidak hanya menggunakan satu bahasa saja melainkan lebih dari satu bahasa yang digunakan. Saat ini, mayoritas masyarakat Indonesia menggunakan campur kode tanpa mereka sadari saat berinteraksi, dengan demikian dapat menunjukkan bahwa keberagaman bahasa yang digunakan sangat beragam.

Sebelum melangkah lebih jauh, apakah kalian sudah mengenal pengertian campur kode? Jika belum, artikel ini akan membahas seputar campur kode dalam komunikasi.

Campur kode adalah penggunaan dua bahasa atau lebih yang terdapat pada sebuah tuturan saat si penutur sedang berkomunikasi. Di dalam campur kode ini si penutur banyak menyelipkan serpihan-serpihan bahasa daerah, bahasa Inggris, atau bahasa yang lain. Akibatnya, akan muncul ragam bahasa Indonesia yang kejawa-jawaan ataupun bahasa Indonesia yang keinggris-inggrisan. Misalnya, dalam sebuah situasi seorang penutur bahasa mencampurkan kode bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris seperti, “aku love you forever” yang artinya aku sayang kamu selamanya. Kalimat tersebut biasa digunakan oleh masyarakat milenial saat ini dengan menggunakan gabungan atau menyisipkan kata dengan dua bahasa sekaligus dalam berkomunikasi. Lebih jelasnya lagi, berikut contoh penggunaan campur kode.

  1. Kamu pakai sepatu size berapa?
  2. Ayo, belinya lewat shopee aja biar dapat free
  3. Hayuk beli sepatu itu, lagi promo buy one get one nih!
  4. Uang boleh nggak ada, yang penting speaking english-lah.
  5. Aku sudah gak se-young dahulu kala.
  6. Cawapres satu ini emang literally the best

Selain itu, terdapat ciri yang menonjol dalam campur kode yaitu kesantaian atau situasi informal. Di dalam situasi formal, jarang terjadi campur kode, jika terdapat campur kode dalam keadaan formal tersebut, dimungkinkan karena tidak ada kata atau ungkapan yang tepat untuk menggantikan bahasa yang sedang dipakai sehingga perlu memakai kata atau ungkapan dari bahasa daerah atau bahasa asing (Nababan dalam Yendra, 2016: 229).

Selanjutnya fungsi campur kode yaitu (Fathurrohman, 2013: 9-12).

  1. Untuk menegaskan atau meyakinkan suatu hal.
  2. Untuk mengakrabkan atau menyantaikan pembicaraan karena perubahan persepsi.
  3. Untuk menghormati.
  4. Untuk meningkatkan gengsi.
  5. Untuk menyesuaikan topik atau materi pembicaraan yang terjadi.
  6. Untuk menunjukkan rasa atau situasi emosional.

Demikian pembahasan singkat tentang penggunaan campur kode dalam komunikasi di kalangan masyarakat Indonesia saat ini. Meskipun pengunaannya sudah sangat jamak, campur kode lebih tepat digunakan dalam situasi informal, bukan dalam  situasi formal, sehingga penutur harus menghindari penggunaan campur kode dalam situasi tersebut.

 

DAFTAR PUSTAKA

Fathurrohman, Helmi Rian, dkk. 2013. “Bentuk dan Fungsi Campur Kode dan Alih Kode pada Rubrik “Ah… Tenane” dalam Harian Solopos”. BASASTRA Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pengajaran. Volume, 2: No:1, hal 9-12.

S.S, Yendra. 2016. Mengenal Ilmu Bahasa. Yogyakarta. Deepublish.

 

Penulis

Alyfia Hizma Arunha, S.Pd

Pengajar Bahasa Indonesia di SMA Muhammadiyah 5 Yogyakarta

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *